Selasa, 22 Juli 2008

Pengertian Psikologi sebagai ilmu psikologi

Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat berikut: 1) secara sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, 2) memiliki struk¬tur keilmuan yang jelas, 3) memiliki objek formal dan material, 4) meng¬gunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, sejarah kasus (case history), pengetesan dan pengukuran (testing and measurement), 5) memiliki terminilogi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, ke¬pri¬badian, 6) dan dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan. Kaitan psikologi dengan ilmu lain, psikologi dalam perkembangannya banyak dipengaruhi ilmu-ilmu lain misalnya filsafat, sosiologi, fisiologi, antropologi, biologi. Pengaruh ilmu tersebut terhadap psikologi dapat dalam bentuk landasan epistimologi dan metode yang digunakan. Psiko¬logi memberikan sum¬bangan terhadap pendidikan, karena subjek dan objek pendidikan adalah manusia (individu), psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dan proses pendidikan serta bagaimana membantu individu agar dapat berkembang optimal. Sejarah singkat psikologi, sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”. Rene Descartes (1596-1650) menge¬mukakan bahwa manusia memiliki dimensi jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan. Pada awal abad ke-19, psikologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, Gustaf Tehodore Fechner (1801-1650) dan Ernest Heinrich Weber (1795-1878) menemukan suatu hukum penginderaan melalui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element of Pschology. Puncaknya adalah ketika Wilhem Wund (1832-1920) pada tahun 1879 mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman, dan peristiwa ini menandai psikologi sebagai ilmu mandiri. Tahun 1883 berdiri laboratorium serupa di Universitas John Hopkins. Tahun 1890 terbit buku The Principles of Psychologi karangan William James (1842-1910) yang setahun kemudian menjadi profesor psikologi dan sejak itu hampir semua universitas di Amerika memiliki fakultas yang mandiri. Di Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang di¬pelopori oleh Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pen¬didikan psikologi pertama yang mandiri, pada tahun 1960 lembaga ter¬sebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di Universitas Indonesia, yang kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM. Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya B.F. Skinner (pendekatan behavioristik), A. Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak), Albert Bandura (teori pembelajaran sosial), Daniel Goleman (teori kecerdasan emosi), Howard Gardner (teori Multiple Intelligences), dan sebagainya. Konsep dasar perilaku: a) pengertian perilaku, perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan. b) pandangan tentang perilaku, ada lima pendekatan utama tentang perilaku yaitu: (1) pen¬dekatan neurobiologik, pendekatan ini menitikberatkan pada hubungan antara perilaku dengan kejadian yang berlangsung dalam tubuh (otak dan saraf) karena perilaku diatur oleh kegiatan otak dan sistem saraf, (2) pendekatan behavioristik, pendekatan ini menitikberatkan pada perilaku yang nampak, perilaku dapat dibentuk dengan pembiasan dan pengu¬kuhan melalui pengkondisian stimulus, (3) pendekatan kognitif, menurut pendekatan ini individu tidak hanya menerima stimulus yang pasif tetapi mengolah stimulus menjadi perilaku yang baru, (4) pandangan psiko¬analisis, menurut pandangan ini perilaku individu didorong oleh insting bawaan dan sebagian besar perilaku itu tidak disadari, (5) pandangan humanistik, perilaku individu bertujuan yang ditentukan oleh aspek internal individu. Individu mampu mengarahkan perilaku dan memberikan warna pada lingkungan. Jenis-jenis perilaku individu, a) perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf, b) perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif, c) perilaku tampak dan tidak tampak, d) perilaku sederhana dan kompleks, e) perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
Mekanisme perilaku, (1) dalam pandangan behavioristik, mekanisme perilaku individu adalah:

W ------ S ------ r ------ O ------ e ------ R ------W

Keterangan : W = world (lingkunngan) e = effector
S = stimulus R = respon
r = receptor W = lingkungan
O = organisme
(2) dalam pandangan humanistik, perilaku merupakan siklus dari: (i) dorongan timbul, (ii) aktivitas dilakukan, (iii) tujuan dihayati, (iv) kebutuhan terpenuhi/rasa puas.

Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:
a) Penga¬matan atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan meng¬gunakan alat indera peng¬lihat¬an (mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung), dan perabaan (kulit, termasuk otot).
b) Persepsi (perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau pengertian individu tentang situasi atau penga¬laman. Ciri umum persepsi ter¬kait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menye¬luruh, dan pe¬nuh arti. Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selek¬tif, ciri-ciri rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta penga¬laman.
c) Berpikir (reasoning), adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hu¬bung¬an antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir ber¬tujuan untuk mem¬bentuk pengertian, mem¬bentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses berpikir kreatif terdiri dari: persiapan, inkubasi, ilumi¬nasi, dan veri¬fikasi. Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
Lanjutan dinamika perilaku individu, d) Inteligensi, dapat diartikan se¬bagai (i) kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir rasional, (ii) kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru, (iii) kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan meng¬gunakan tes tertentu yang tidak atau belum tentu menggambarkan kemampuan individu yang lebih kompleks. Teori tentang inteligensi di¬antaranya G-Theory (general theory) dan S-Theory (specific theory). Inteligensi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Sikap (Attitude), adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu ter¬hadap objek, peris¬tiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap merupakan pe¬rasa¬an, ke¬yakinan, dan kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mem¬pengaruhi terbentukanya sikap adalah penga¬laman khusus, komunikasi dengan orang lain, adanya model, iklan dan opini, lembaga-lembaga sosial dan lembaga keagamaan. Konsep dasar motif dan motivasi,
a) Motif (motive) adalah keadaan kompleks dalam diri individu yang mengarahkan perilaku pada satu tujuan atau insentif, atau faktor penggerak perilaku, atau konstruk teoritik ten¬tang terjadinya perilaku. Motif dapat dikelompokkan menjadi primer (dorongan fisiologis, dorongan umum) dan sekunder. Woodwort dan Marquis me¬nge¬lompokkan motif menjadi tiga, yaitu motif organis, motif darurat, dan motif obyektif. Indikator motif terdiri atas: durasi, frekuensi, persistensi, devosi, ketabahan, aspirasi, kualifikasi prestasi, dan sikap. Upaya untuk meningkatkan motivasi diantaranya menciptakan situasi kompetisi yang sehat, membuat tujuan antara, menginformasikan tujuan dengan jelas, memberikan ganjaran, dan tersedianya kesempatan untuk sukses.
b) Konflik (conflict), terjadi ketika ada dua atau lebih motif yang saling ber¬tentangan sehingga individu berada dalam situasi petentangan batin, kebingungan, dan keragu-raguan. Jenis konflik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) approach-approach conflict, (2) avoidance-avoidance con¬flict, dan (3) approach-avoidance conflict.
c) Frustrasi (frustration) adalah suatu keadaan kecewa dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau tujuan. Sumber frustrasi menurut Sarlito Wirawan adalah lingkungan, pribadi, dan frustrasi konflik. Bentuk reaksi individu terhadap frustrasi adalah marah, bertindak secara ekplosif, introversi, merasa tidak berdaya, regresi, fiksasi, represi, pembentukan reaksi, rasionalisasi, proyeksi, kompensasi, dan sublimasi.

Konsep perkembangan individu,
a) perkembangan (development) ada¬lah proses perubahan yang dialamai individu menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis, progresif, berkesinambungan, integratif baik fisik maupun mental;
b) pertumbuhan (growth) adalah perubahan secara kuantitatif pada aspek jasmani yang terkait dengan perubahan ukuran;
c) kematangan (maturity) adalah titik kulminasi dari suatu fase dan sebagai titik tolak dari kesiapan aspek tertentu men¬jalankan fungsinya.

Lanjutan konsep dasar perkembangan individu,
a) perkembangan merupakan hasil pertumbuhan, kematangan, dan belajar. Perkembangan menganut prinsip-prinsip berikut ini. 1) perkembangan berlangsung se¬pan¬jang hayat, 2) ada perbedaan irama dan tempo perkembangan, 3) dalam batas tertentu perkembangan dapat dipercepat, 4) perkembangan dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan, dan kematangan, 5) untuk aspek tertentu perkembangan wanita lebih cepat daripada pria, 6) individu yang normal mengalami semua fase perkembangan.
b) Fase per¬kem¬bangan secara umum adalah 1) masa prenatal, 2) masa bayi, 3) masa anak, 4) masa remaja, 5) masa dewasa, dan 6) masa tua.
c) Aspek perkembangan terdiri dari perkembangan kognitif, sosial, bahasa, moral, emosi, fisik, dan penghayatan keagamaan.

Konsep dasar kepribadian,
a) pengertian kepribadian, istilah ke¬pribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris “personality”. Secara etimologis, kata personality berasal dari bahasa latin “persona” yang berarti topeng. Menurut Gordon W Allport “personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system, that determines his unique adjusment to his environment”,
b) Faktor yang mempengaruhi kepribadian adalah pembawaan dan pengalaman (umum dan khusus).
Lanjutan konsep dasar kepribadian,
a) meskipun kepribadian itu unik tetapi ada beberapa ahli yang berusaha menggolongkan kepribadian, misalnya Hipocrates dan Gelanus yang membagi tipologi kepribadian menjadi empat tipe yaitu: 1) kholeris, 2) melankolis, 3) plagmatis, dan sanguinis. Kretschmer meninjau tipologi kepribadian berdasarkan segi konstitusi dan temparamen. Berdasarkan konstitusi jasmani manusia digolongkan menjadi tipe piknis, leptosom, atletis dan displatis. Sedang¬kan berdasarkan temperamen kejiwaan, manusia digolongkan menjadi schizophrenia dan depresif. Berdasarkan orientasi nilai, Spranger mengemukakan enam tipologi manusia, yaitu tipe teoritik, ekonomi, estetis, agama, moral, dan kekuasaan.
b) Pengukuran kepribadian dapat ditempuh dengan cara observasi, inventori, dan teknik proyektif.
Konsep dasar belajar,
a) Pengertian belajar, Cronbach mengartikan “learning is shown by an change individual behaviour as a result of experiences”. Belajar juga dapat diartikan sebagai “proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah aktif, positif, dan berorientasi tujuan.
b) Prinsip-prinsip belajar, beberapa perinsip belajar adalah 1) memiliki tujuan dan disadari, 2) adanya penerimaan informasi, 3) terjadinya proses internalisasi, dan 4) perubahan bersifat relatif permanent.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, faktor di luar individu yang mempengaruhi belajar adalah faktor non-sosial dan faktor sosial. Sedangkan faktor dalam diri individu yang mempengaruhi belajar adalah faktor fisiologis dan psikologis.

Teori psikologi modern beserta teorinya (min 3)


Seperti bidang-bidang sains lain, psikologi berasal sebahagian daripada falsafah. Psikologi yang dikaji secara saintifik bermula pada akhir abad ke 19 dan umur bidang ini adalah lebih kurang 100 tahun; agak muda jika dibanding dengan disiplin-disiplin lain. Tumpuan disiplin psikologi pada awalnya ialah mengkaji dan memahami bagaimana manusia atau organisme mengetahui atau belajar. Kemudian, psikologi terbahagi-bahagi kepada sub-disiplin lain seperti psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi organisasi, psikologi kaunseling dan lain-lain.
Ahli-ahli falsafah telah lama cuba menerangkan apa itu pengetahuan/ilmu, bagaimana manusia menguasai pengetahuan/ilmu atau mengetahui sesuatu dan bagaimana manusia menggunakan pengetahuan itu. Mungkin teori yang tertua berkenaan pengetahuan ialah Teori Salinan (Copy Theory) yang dicadangkan oleh ahli falsafah Yunani Alcmaeon, Empedocles dan Democritus pada abad ke4 & ke5 sebelum masihi. Menurut teoro ini kita melihat sesuatu objek and salinan objek itu terbentuk dalam minda kita. Oleh itu kita mengetahui objek itu melalui salinan yang berada dalam min Ahli-ahli falsafah yang datang kemudian menolak teori salinan. Menurut mereka perwakilan (salinan) mungkin tidak merupakan objek asal dan sekiranya kita hanya mengetahui salinan, adalah sukar untuk menentukan bahawa salinan itu adalah tepat. Ahli-ahli falsafah realisme (realism) seperti Thomas Reid menolak konsep salinan dan mencadangkan bahawa kita mengetahui tentang sesuatu objek secara langsung tanpa melalui perwakilan atau salinan. Masalah dengan penerangan ini ialah; jika kita mengetahui sesuatu secara langsung, mengapa kita selalu membuat kesilapan. Contohnya, sesuatu bintik pada lantai kita sangkakan adalah seekor serangga yang sebenarnya adalah titik cat yang tertinggal.
Kemudian terdapat ahli-ahli falsafah idealisme (idealisme) yang menolak sama sekali objek. Bagi mereka apa yang terdapat dalam minda kita ialah idea; semua pengetahuan kita terdiri daripada idea dan bukan perkara atau benda.

Psikologi Awal
Pengasas psikologi moden bermula di Eropah dengan Wilhelm Wundt yang pertama menubuhkan makmal psikologi. Tumpuan psikologi awal ialah mengkaji aspek-aspek sensasi (sensation), persepsi (perception) dan tumpuan. (attention). Hermann Ebbinghaus, seorang Jerman, merupakan ahli psikologi yang pertama mengkaji pembelajaran secara saintifik. Pada tahun 1879, dia menggunakan dirinya sendiri sebagai subjek dalam eksperimen yang mengkaji pembelajaran dan ingatan.
Beliaulah yang memperkenalkan ujian 'kaitan bebas' (free association) yang menguji kaitan antara perkataan yang diberikan oleh penyelidik dan perkataan yang perkataan yang berikan oleh subjek. "Nyatakan perkataan pertama yang muncul dalam minda kamu apabila saya mengatakan _______ ". Jadi tujuan psikologi ialah untuk mengkaji bagaimana manusia membuat perkaitan antara perkataan atau idea.
Ebbinghaus juga terkenal dengan eksperimen yang menunjukkan fenomena ingatan dikalangan manusia. Dalam tahun 1885, dia menjalankan satu eskperimen yang menunjukkan bahawa kadar lupaan lebih ketara pada permulaan (55% selepas 1 jam) dan berkurangan seterusnya (14% selepas 31 hari).

Tingkahlaku ialah apa jua aktiviti yang dapat diperhatikan, direkod dan diukur. Tingkahlaku juga dapat diperhatikan apabila individu menyebut atau menulis sesuatu. Misal kata, catatan seorang tentang ketakutannya atau sikapnya merupakan tingkahlaku.

Proses Mental merangkumi segala proses-proses yang terlibat dengan pemikiran, ingatan, pembelajaran, sikap, emosi dan sebagainya. Inilah menjadi tumpuan ahli-ahli psikologi tetapi masalahnya ialah proses-proses ini tidak boleh dilihat dan sukar merekod dan mengukur dengan tepat. Oleh pada pada tahun 60an, ahli-ahli enggan menerima kajian mengenai proses-proses ini kerana ia tidak boleh dijalankan secara saintifik. Bagaimana pun paradigma telah berubah dan dengan kaedah-kaedah baru, kajian mengenai proses-proses mental diterima sebagai psikologi.




Adapun ahli-ahli dalam bidang psikolog modern beserta teorinya, diantaranya yaitu:


1. Erik Erikson

Ia sangat dikenal dengan tulisan-tulisannya di bidang psikologi anak.

Berangkat dari teori tahap-tahap perkembangan psikoseksual dari Freud

yang lebih menekankan pada dorongan-dorongan seksual,

Erikson mengembangkan teori tersebut

Dengan menekankan pada aspek-aspek perkembangan sosial.

Dia mengembangkan teori yang disebut theory of Psychosocial Development

(teori perkembangan psikososial)

dimana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan.

Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Erikson dan

mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat,

diantaranya adalah: (1) Young Man Luther:

A Study in Psychoanalysis and History (1958),

(2) Insight and Responsibility (1964), dan Identity: Youth and Crisis (1968).

2. Ivan Pavlov (1849 - 1936)

Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan di Rjasan pada tanggal 18 September 1849

dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 Pebruari 1936.

Ia sebenarnya bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli psikologi,

karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik.

Eksperimen Pavlov yang sangat terkenal di bidang psikologi dimulai

ketika ia melakukan studi tentang pencernaan. Dalam penelitian tersebut ia melihat

bahwa subyek penelitiannya (seekor anjing) akan mengeluarkan air liur sebagai respons

atas munculnya makanan.

- Ia kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan

kemudian mengembangkan satu studi perilaku (behavioral study) yang dikondisikan,

yang dikenal dengan teori Classical Conditioning. Menurut teori ini,

ketika makanan (makanan disebut sebagai t

he unconditioned or unlearned stimulus - stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari)

dipasangkan atau diikutsertakan dengan bunyi bel

(bunyi bel disebut sebagai the conditioned or learned stimulus - stimulus yang dikondisikan atau dipelajari),

maka bunyi bel akan menghasilkan respons yang sama,

yaitu keluarnya air liur dari si anjing percobaan.

Hasil karyanya ini bahkan menghantarkannya menjadi pemenang hadiah Nobel.

Selain itu teori ini merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviourisme,

sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai

proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.

3. Emil Kraepelin (1856 - 1926)

Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari 1856

di Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 Oktober 1926 di Munich.

Ia menajdi dokter di Wurzburg tahun 1878,

lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich.

Pada tahun 1882 ia pindah ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt

yang pernah menjadi kawannya semasa mahasiswa.

Dari tahun 1903 sampai meninggalnya,

ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di Munich dan

sekaligus menjadi direktur klinik tersebut. Emil Kraepelin adalah

psikiatris yang mempelajari gambaran dan

klasifikasi penyakit-penyakit kejiwaan,

yang akhirnya menjadi dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan

yang disebut sebagai teori Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM),

diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA).

Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan

dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut

akan lebih mudah diteliti. Kraepelin menjadi terkenal terutama karena

penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis.

Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu

dimentia praecox dan psikosis manic-depresif.

Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan yang

disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali

menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri,

antara lain menggunakn test psikologi untuk mengetahui adanya

kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya

di kenal dengan nama test Kraepelin.

Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi di Indonesia pada era tahun 1980an.

Rujukan:


The Ancient Greeks: Socratis, Plato & Aristotle
by C. George Boeree, Shippensburg University, Pennsylvania.

Modern Philosophy: The Begining
by C. George Boeree, Shippensburg University,
Pennsylvania

Psychology: The Beginning
by C. George Boeree, Shippensburg University,
Pennsylvania

Psychology: Wundt and James
by C. George Boeree, Shippensburg University,
Pennsylvania

Psychology: Freud and Psychoanalysis
by C. George Boeree, Shippensburg University,
Pennsylvania

Psychology: Gestalt Psychology
by C. George Boeree, Shippensburg University,
Pennsylvania.

The Cognitive Movement
by C. George Boeree, Shippensburg University,
Pennsylvania
.

Psikologi Umum dan Perkembangan SP

Falsafah dan Psikologi
Seperti bidang-bidang sains lain, psikologi berasal sebahagian daripada falsafah. Psikologi yang dikaji secara saintifik bermula pada akhir abad ke 19 dan umur bidang ini adalah lebih kurang 100 tahun; agak muda jika dibanding dengan disiplin-disiplin lain. Tumpuan disiplin psikologi pada awalnya ialah mengkaji dan memahami bagaimana manusia atau organisme mengetahui atau belajar. Kemudian, psikologi terbahagi-bahagi kepada sub-disiplin lain seperti psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi organisasi, psikologi kaunseling dan lain-lain.
Ahli-ahli falsafah telah lama cuba menerangkan apa itu pengetahuan/ilmu, bagaimana manusia menguasai pengetahuan/ilmu atau mengetahui sesuatu dan bagaimana manusia menggunakan pengetahuan itu. Mungkin teori yang tertua berkenaan pengetahuan ialah Teori Salinan (Copy Theory) yang dicadangkan oleh ahli falsafah Yunani Alcmaeon, Empedocles dan Democritus pada abad ke4 & ke5 sebelum masihi. Menurut teoro ini kita melihat sesuatu objek and salinan objek itu terbentuk dalam minda kita. Oleh itu kita mengetahui objek itu melalui salinan yang berada dalam min Ahli-ahli falsafah yang datang kemudian menolak teori salinan. Menurut mereka perwakilan (salinan) mungkin tidak merupakan objek asal dan sekiranya kita hanya mengetahui salinan, adalah sukar untuk menentukan bahawa salinan itu adalah tepat. Ahli-ahli falsafah realisme (realism) seperti Thomas Reid menolak konsep salinan dan mencadangkan bahawa kita mengetahui tentang sesuatu objek secara langsung tanpa melalui perwakilan atau salinan. Masalah dengan penerangan ini ialah; jika kita mengetahui sesuatu secara langsung, mengapa kita selalu membuat kesilapan. Contohnya, sesuatu bintik pada lantai kita sangkakan adalah seekor serangga yang sebenarnya adalah titik cat yang tertinggal.
Kemudian terdapat ahli-ahli falsafah idealisme (idealisme) yang menolak sama sekali objek. Bagi mereka apa yang terdapat dalam minda kita ialah idea; semua pengetahuan kita terdiri daripada idea dan bukan perkara atau benda.

Psikologi Awal
Pengasas psikologi moden bermula di Eropah dengan Wilhelm Wundt yang pertama menubuhkan makmal psikologi. Tumpuan psikologi awal ialah mengkaji aspek-aspek sensasi (sensation), persepsi (perception) dan tumpuan. (attention). Hermann Ebbinghaus, seorang Jerman, merupakan ahli psikologi yang pertama mengkaji pembelajaran secara saintifik. Pada tahun 1879, dia menggunakan dirinya sendiri sebagai subjek dalam eksperimen yang mengkaji pembelajaran dan ingatan.
Beliaulah yang memperkenalkan ujian 'kaitan bebas' (free association) yang menguji kaitan antara perkataan yang diberikan oleh penyelidik dan perkataan yang perkataan yang berikan oleh subjek. "Nyatakan perkataan pertama yang muncul dalam minda kamu apabila saya mengatakan _______ ". Jadi tujuan psikologi ialah untuk mengkaji bagaimana manusia membuat perkaitan antara perkataan atau idea.
Ebbinghaus juga terkenal dengan eksperimen yang menunjukkan fenomena ingatan dikalangan manusia. Dalam tahun 1885, dia menjalankan satu eskperimen yang menunjukkan bahawa kadar lupaan lebih ketara pada permulaan (55% selepas 1 jam) dan berkurangan seterusnya (14% selepas 31 hari).

Tingkahlaku ialah apa jua aktiviti yang dapat diperhatikan, direkod dan diukur. Tingkahlaku juga dapat diperhatikan apabila individu menyebut atau menulis sesuatu. Misal kata, catatan seorang tentang ketakutannya atau sikapnya merupakan tingkahlaku.

Proses Mental merangkumi segala proses-proses yang terlibat dengan pemikiran, ingatan, pembelajaran, sikap, emosi dan sebagainya. Inilah menjadi tumpuan ahli-ahli psikologi tetapi masalahnya ialah proses-proses ini tidak boleh dilihat dan sukar merekod dan mengukur dengan tepat. Oleh pada pada tahun 60an, ahli-ahli enggan menerima kajian mengenai proses-proses ini kerana ia tidak boleh dijalankan secara saintifik. Bagaimana pun paradigma telah berubah dan dengan kaedah-kaedah baru, kajian mengenai proses-proses mental diterima sebagai psikologi.

da kita.